Kamis, 12 Desember 2013

Reuni di Kantor Dinas Kependudukan

   Suatu hari di pagi hari, datang seseorang bernama Mr. Popo ke Dinas Kependudukan, Denpasar, Bali. Ia datang untuk membuat KTP. Mr. Popo adalah warga negara Australia yang sudah tinggal di Indonesia selama 7 tahun. Kemudian setelah Ia menetap di Indonesia selama 7 tahun Ia ingin menjadi warga negara Indonesia.
   Sesampainya Ia di Dinas Kependudukan, Mr. Popo mengambil kartu antrian diantar oleh satpam setempat. Setelah mengambil kartu antrian lalu Mr. Popo menunggu di ruang tunggu hingga dipanggil oleh petugas loket. Tanpa sadar Ia ketiduran di ruang tunggu. Ia pun tertidur selama 30 menit. Ia terbangun dari tidurnya karena terkejut oleh suara pengeras suara yang memanggil namanya.
   Akhirnya Ia menuju loket dan menyerahkan kartu antriannya dan data-data yang diperlukan untuk membuat sebuah KTP. Tanpa disengaja ternyata petugas loket itu adalah Ayu. Ayu adalah mantan pembantunya atau dikenal di Indonesia dengan sebutan TKW di Australia 13 tahun lalu. Saat Ayu masih bekerja dengan Mr. Popo, Ayu Selalu dikasari oleh Mr. Popo. Karena Ayu bukan tipe pembantu yang suka dikasari, maka Ayu pulang ke Indonesia.
   Setelah berbincang-bincang sebentar, Mr. Popo kembali duduk di ruang tunggu menunggu dipanggil oleh petugas untuk difoto. Disaat menunggu Ia bertemu kembali dengan Jono. Jono adalah teman bermainnya saat Ia berumur 6 tahun. Jono pun masih ingat dengan Mr. Popo. Sekarang Jono adalah salah satu wiraswasta muda di Denpasar, Bali. Jono datang ke Kantor Dinas Kependudukan bersama jodohnya beberapa tahun lagi. Ia berdua ingin membuat KTP sebelum menikah.
   Setelah mengobrol tentang masa kecilnya dengan Jono. Mr. Popo dipanggil untuk difoto. Saat difoto Ia bertemu kembali dengan mantan supirnya sewaktu masih bekerja di Australia 9 tahun yang lalu, yang bernama Jabrik. Penampilan Jabrik sangatlah khas sewaktu masih bekerja bersama Mr. Popo. Namun Mr. Popo terkejut melihat penampilan Jono setelah 9 tahun. Ia menjadi lebih rapi dan ganteng. Setelah berfoto Ia keluar bersamaan dan menunggu kembali di ruang tunggu untuk dipanggil.
   Saat sedang mengobrol di ruang tunggu, Jabrik dipanggil untuk mengambil KTP. Lalu Jabrik pun berpisah dengan Mr. Popo. Berselang 10 menit kemudian Mr. Popo dipanggil untuk mengambil KTP miliknya. Ia pun terasa senang selama akhirnya menunggu 5 tahun untuuk memperoleh KTP.